Sabtu, 28 April 2012

Mencintai - Meskipun


Meluangkan waktu untuk menulis...

Suatu kali saya pergi ke gereja, dalam masa tri hari suci kala itu. Saya terkesan oleh homili yang dibawakan oleh seorang Romo waktu itu.

Tentang cinta.
Terkisah, sepasang suami-istri yang telah lama menantikan seorang anak. 10 tahun lamanya. Suatu ketika mereka pergi ke sebuah tempat ziarah untuk berdoa. Ketika akan pulang, ibu itu didatangi seorang nenek tua yang meminta sedekah, karena iba, sang ibu pun memberinya. Kemudian nenek tersebut berkata ,"semoga ibu segera mendapat momongan". Dengan tercengang ibu itu pun meng-Amin-i. Tak lama, benarlah ibu tersebut mengandung. Sembilan bulan lamanya sampai ibu itu pun melahirkan. Seorang putri yang cantik. Sang ayah yang melihat putrinya, dipandanginya paras cantiknya, kemudian ketika melihat salah satu tangan putrinya, ia pun tercengang.. Salah satu tangannya lebih kecil daripada tangan yang satunya. Tak sempurna. Ayahnya tak kuasa untuk menahan tangisnya melihat keadaan fisik anaknya. Setelah dimandikan dan diselubungi kain. Anak itupun dibawa ke ibunya. Sang ibu terlihat bahagia melihatnya. Kemudian tanpa berkata apapun, sang ayah membuka kain yang membalut tubuh putrinya. Tak lama terlihat oleh sang ibu, bahwa kondisi anaknya tidak sempurna. Namun dengan tegar sang ibu berkata,"anak ini beruntung karena dilahirkan ditengah keluarga kita, karena ada kita yang siap untuk mencintainya. "

Dari cerita tersebut, dapat kita ambil suatu nilai yaitu "mencintai - meskipun" bukannya “mencintai – karena”. Seperti suami-istri tersebut mencintai anaknya meskipun anaknya terlahir dengan kondisi yang kurang sempurna. Berbeda dengan mencintai - karena. Mencintai karena biasanya dilihat ketika kita melihat suatu kelebihan seseorang dan menyukainya. Aku mencintai kamu karena kamu baik, cantik, pintar atau sebagainya. Semua itu bisa berubah atau hilang mungkin. Ketika kamu sudah menjadi tua kamu tidak lagi cantik, sudah mulai pikun dan sebagainya. Mencintai karena, kita mencari alasan dulu untuk bisa mencintai seseorang. Namun dengan "mencintai meskipun" berarti menerima segala kelebihan serta kekurangan, dan mau mendorong terus yang dicintainya agar bisa menjadi lebih baik.

Begitu pula yang dilakukan Yesus, ia rela menderita dan wafat dikayu salib, karena ia mencintai kita, bukan karena kebaikan kita, ia mencintai kita meskipun kita berdosa. Ia rela menderita dan wafat disalib agar hubungan kita dengan Bapa dan sesama menjadi kembali baik, setelah dosa-dosa kita ditebus-Nya.

Semoga makna peringatan Paskah kali ini tidak segera hilang dari pribadi kita masing-masing meskipun sudah lewat beberapa minggu lalu.
Semoga cerita ini dapat menjadikan inspirasi bagimu... God bless… ^^

Jumat, 16 Desember 2011

here we go (again)!

Kembali lagi ke dunia yang cukup lama ditinggalkan, dunia yang menjadi 'pacar' pertama ku "nulis" (well, journalism honestly).  Dan sampai sekarang tetap tidak bisa meninggalkannya ...  Ouchh! Meskipun hanya bisa menyalurkannya pada blog pribadi, tak apa, ingin memulainya lagi! :)  Dan tak sabar untuk memulainya (lagi)! :D
Selamat datang di Blog (baru) ku! Hope you can enjoy it! :D

Daftar Blog Saya

Pengikut